MPHVENTURESCORP.COM – Tanggal 8 maret adalah Internastional Woman’s Day, maka tak ada salahnya menonton Rekomendasi Film Tentang Perjuangan Perempuan ini.
Hari Perempuan Internasional atau International Women’s Day diperingati pada tanggal 8 Maret setiap tahunnya. Peringatan Hari Perempuan Internasional ini didedikasikan untuk semua perempuan di seluruh dunia dalam upaya mereka untuk mencapai kesetaraan di semua bidang. Mulai dari ekonomi, sosial, budaya, dan politik.
Berikut ini beberapa film dalam negeri sebagai rekomendasi film tentang perjuangan perempuan Indonesia yang wajib kamu tonton.
Dalam rangka memperingati emansipasi wanita yang dipelopori oleh RA Kartini (21 April), Anda perlu mengetahui referensi film tentang perjuangan dan perjuangan wanita di Indonesia.
Menggambarkan perjuangan perempuan Indonesia, film ini berkisah tentang perjuangan hidup berdasarkan bagaimana perempuan memandang dan bereaksi terhadap ketertindasan oleh ranah sosial budaya masyarakatnya masing-masing.
Di bawah ini adalah 10 film yang sangat direkomendasikan yang menceritakan tentang perjuangan perempuan Indonesia.
1. Athirah
Film Tentang Perjuangan Perempuan ini bercerita tentang Athirah, seorang wanita asal Bugis, Makassar yang memutuskan untuk berjuang demi keluarganya. Athirah menikah dengan Puang Aji dan menjalani pernikahan yang harmonis dan bahagia. Mereka memutuskan untuk pindah dari Bourne ke Makassar dan menjalankan bisnis keluarga dari awal, yang sukses besar.
Film ini mengikuti Atira, ibu dari mantan Wakil Presiden Yusuf Kalla, yang berjuang untuk keluarganya. Athirah adalah film biografi atau biografi yang diangkat dari buku biografi Alberthien Endah.
Sosok Athirah hidup di tengah budaya poligami yang merajalela di masyarakat Sulawesi Selatan pada era 1950-an.
Dalam situasi itu, Athirah harus merelakan suaminya menikah dengan perempuan lain, mau tidak mau. Athirah mengambil sikap tegas untuk berjuang membesarkan lima anak dari suaminya.
2. Marlina, Si Pembunuh dalam Empat Babak
Suatu hari di sabana Sumba, Indonesia, sekelompok tujuh perampok datang ke rumah seorang janda bernama Marina (Masha Timothy). Mereka mengancam nyawa, harta dan kehormatan Marlina di hadapan suaminya yang sudah berwujud mumi duduk di pojok ruangan. Keesokan harinya, Marlina melakukan perjalanan mencari keadilan dan penebusan, membawa kepala Marcus (Egi Fedry), bos perampok yang dipenggal kepalanya tadi malam. Marlina kemudian bertemu dengan Novi (Dea Panendra), yang sedang mengandung, dan Franz (Yoga Pratama), yang menginginkan kepala Marcus kembali. Mark Tanpa Kepala juga menyelinap ke Marlina.
Film Tentang Perjuangan Perempuan dengan tajuk Marina, sang pembunuh dalam empat babak bergenre thriller-drama dan memotret budaya Sumba di NTT.
Marlina adalah seorang janda dan harus menghadapi ancaman dari sekelompok pencuri yang tiba-tiba datang ke rumahnya.
Bagaimana perempuan lajang, Marlina, ini harus berjuang demi hidup, rejeki, dan kehormatannya dalam kesendiriannya?
3. Kartini : Princess of Java
Kisah Kartini tentu sudah terdengar di berbagai sumber. Kali ini, kami mencoba untuk “menghidupkan kembali” Kartini di awal abad ke-19 dengan memfilmkan kisah hidupnya dari berbagai sudut.
Kartini adalah perempuan terpelajar pada masanya, bergumul dengan realitas kesenjangan gender maupun antara dominasi bangsawan dan nonbangsawan di lingkungannya. Kartini kemudian mengungkapkan perjuangannya melalui surat dan tulisan lainnya.
Kartini adalah Film Tentang Perjuangan Perempuan drama perjuangan Indonesia yang mengisahkan tentang perjuangan seorang wanita Indonesia, R.A. Kartini memperjuangkan hak perempuan di Indonesia yang masih belum setara dengan hak laki-laki dalam hal mendapatkan pendidikan.
4. Siti
Film Tentang Perjuangan Perempuan dengan judul Siti bercerita tentang seorang wanita muda yang berjuang untuk menghidupi suaminya yang cacat, ibu mertuanya yang sudah lanjut usia, dan putranya yang masih kecil.
Siti, pencari nafkah keluarga, berjualan kacang tanah di sekitar Pantai Parangtritis setiap hari dengan penghasilan yang tidak seberapa.
Pada malam hari, Siti menjual jasadnya di salah satu klub malam ilegal sebagai pemandu karaoke. Namun, suaminya menentang pekerjaan ini.
Cerita berlanjut ketika seorang polisi jatuh cinta padanya. Kota berada dalam dilema: memilih keluarga atau mengikuti polisi yang mencintainya.